Kamis, 30 April 2009

1 tahun yang lalu

Awan, hari ini aku bertemu kau lagi. kau yang seperti biasanya, melayang-layang di atas sana dan hari ini tak seperti hari lain, awan mengijinkan aku untuk terbang bersamanya, kulepaskan ikat pinggang yang menyesakkanku dan kulepaskan pula sebuah tas ransel dari punggungku yang selama ini membebaniku... ringan terasa, aku merasa seperti seorang anak kecil yang tak memiliki beban apapun yang hanya tau hidup ini selalu bahagia, dan segera kuraih awan, kunaiki...
Sungguh dahsyat bumi ini, elok, indah, rasa kagum tak henti-hentinya berteriak dari batinku, membuat aku sadar bahwa aku begitu kecil di hadapanNya, aku menyesal selama ini merasa aku seorang yang hebat..


Yah, aku sesuatu yang kecil sedang bercengkerama dengan awan, berlari-lari di atas awan tanpa meyadari bahwa awan tak seperti langit yang tak memiliki ujung, dan aku telah berada pada ujung itu, kakiku tak menapak apapun, tentu saja aku akan terlempar ke bumi dan pasti akan sakit terasa... Aku menutup mata, mulai menyiapkan hati untuk terjatuh... tapi peristiwa tak terduga terjadi, aku tak merasakan sakit akan jatuh, aku masih merasa melayang dan kurasakan ada sesuatu yang memegangi tanganku...
Aku membuka mata, kucari apakah atau siapakah yang memegang tanganku, dan kulihat seseorang berjubah putih dengan wajahnya yang tenang, wajah yang tak asing lagi bagiku, wajah seseorang yang sedari aku masih bayi menjagaku dan bekerja keras untuk kelangsungan hidupku... wajah yang tak bisa kulihat lagi selama 1 tahun yang lalu, ketika aku melihatnya sedang tertidur tenang, hari itu dia tak lagi bergerak dan meninggalkan kami... sekarang 1 tahun sudah tanpa canda tawanya menghiasi tiang keluargaku, tapi semua kenangan tak kan sirna, setiap perjuangannya dan jejak-jejaknya akan selalu mengalun dalam lagu hidupku...
Ayah, tularkanlah semangatmu untukku...


Mengenang 1 tahun kepergian ayah... 30 april'09
--> baca selengkapnya..

Kamis, 26 Maret 2009

susah dimengerti...

Semakin lama kita menjalani hidup ini, semakin banyak hal juga yang akan kita ketahui… dan seolah ada benda berat yang semakin bertumpu pada pundak kita… bukan hanya tau apa yang sedang kita pikul tetapi juga beban-beban orang lain… betapa banyak orang yang melakukan sesuatu yang mungkin di luar pikiran kita demi bisa hidup… Saat itu, di siang yang terik, seorang nenek renta menggendong beberapa sapu lidi, sapu rumah dan perkakas lain… berjalan pun nenek itu sudah tergopoh-gopoh… dan lagi si nenek menggendong benda-benda itu… sesekali nenek itu berhenti menurunkan dagangannya dan mencari tempat yang agak rindang untuk barang sejenak melepas lelahnya dan yang pasti nggak ada seorang pun yang mempedulikannya… termasuk aku yang waktu itu ingin membeli barangnya satu saja dan mungkin itu sudah menolongnya, tapi aku nggak berani melakukannya… sampai aku pergi meninggalkan tempat itu dan mencoba kembali lagi untuk memastikan keadaannya, dan lagi-lagi aku nggak bisa berbuat apa-apa… apa sebenarnya yang terjadi dengan hidup ini, aku menyesal kenapa aku nggak bisa membantu sedikit saja untuk nenek itu…

Di lain hari dan di lain cerita, ada seorang bapak-bapak yang berjalan mendorong gerobak sambil teriak-teriak menawarkan dagangannya… dan isi gerobak itu adalah pintu rumah… Ya Tuhan… bisa dibayangkan ada berapa kemungkinan orang yang akan membeli pintu rumah setiap hari, yang ada juga orang yang membangun rumah pasti sudah satu set dengan pintu dan jendela… kemungkinan pintu terjual sangat kecil…

Suatu malam aku terhenti di perempatan karena di hentikan lampu merah. Ketika itu ada seorang wanita yang turun dari boncengan motornya dan membagikan dua bungkus makanan kepada dua anak jalanan di perempatan itu… dan salah seorang anak itu meminta satu bungkus lagi untuk temannya yang duduk di seberang dengan bahasa polosnya… yah dalam keadaan seperti itu, dia masih memikirkan orang lain… setelah mendapat bungkusan yang dimintanya, dia segera berlari ke seberang untuk memberikan bungkusan itu pada temannya…

Sebenarnya ada apa dengan dunia ini… aku nggak mengerti akan semuanya… yah semuanya tersembunyi, hanya Tuhan yang tau karena Tuhan yang mengijinkan semuanya terjadi… Tuhan mengijinkan nenek itu menjalani hari-hari beratnya dimana hari yang seharusnya dia nikmati masa tuanya… Tuhan mengijinkan bapak itu berjualan sesuatu yang kemungkinan kecil terjual… Tuhan mengijinkan seorang anak yang belumlah anak itu genap berumur 5 tahun kepanasan di perempatan dengan mententeng beberapa tumpuk koran, yang seharusnya anak itu menikmati masa kecilnya di TK dan banyak kejadian lain yang miris jika kita melihatnya yang Tuhan ijinkan… dan nggak menutup kemungkinan juga Tuhan ijinkan semua itu bukan hanya untuk menguji mereka tetapi kita juga yang melihatnya, bagaimana kita seharusnya sanggup membantu, sanggup menjadi alatNya untuk menolong mereka… dan mungkin mereka yang dijadikan Tuhan sebagai alatNya untuk kita selalu bersyukur dengan apa yang kita dapat… yah banyak kemungkinan alasan Tuhan mengijinkan semuanya…

--> baca selengkapnya..

Rabu, 25 Maret 2009

Jika waktu dapat kembali...

Hahaha… lama nggak posting… neh lagi keluar mood nulisnya…

Akhirnya indah jadi pengangguran juga, bukan mahasiswa lagi… hikzz.. dan ternyata cari kerja nggak semudah yang aku bayangkan… dulu ketika aku lihat teman-teman yang sudah lulus duluan dan mereka memasuki dunia pengangguran yang sampai nerima job yang berat dengan gaji yang minim… aku hanya berpikir, kalo aku nggak mungkin mau jadi karyawan yang mungkin tugasnya lumayan melelahkan dan gajinya yang menurutku juga nggak seberapa… tapi sekarang aku mulai mengerti kenapa temanku ‘terpaksa’ nerima job seperti itu… walaupun sekarang pun aku juga nggak mau… hahaha…

Setelah menyelesaikan segala kewajibanku jadi pelajar dan mahasiswa, aku mulai merasakan betapa semua yang aku terima selama bangku sekolah dan kuliah adalah penting… ketika masih duduk di bangku pendidikan, ternyata banyak hal yang telah kulakukan yang nggak penting… seandainya waktu dapat terulang, aku nggak akan membagi pikiranku dengan hal-hal yang nggak penting dan aku akan fokus ke sekolah atau kuliahku… dan seandainya benar-benar waktu terulang, sekarang IPK ku sudah 4,0… huahahaha…

Hmm… itulah manusia... yang hanya bisa menyesal ketika semua sudah berakhir… dan berpikir ‘seandainya waktu dapat terulang’ (emangnya indah…) … yah biar ini jadi pelajaran aja, buat kamu-kamu yang masih duduk di bangku pendidikan, pergunakanlah kesempatan emasmu ini dengan sebaik-baiknya… Sesal memang datang belakangan, tapi biarlah semuanya jadi pelajaran untuk kita gunakan hari ini dengan sebaik-baiknya karena apa yang kita buat hari ini akan berdampak pula untuk hidup kita di masa depan…
--> baca selengkapnya..

Kamis, 22 Januari 2009

Aku Beruntung...

Setiap tepakan langkah melukiskan perjalanan hidup kita… semakin jauh kita menapak semakin banyak pula hal yang dapat kita lihat, hal yang dapat kita rasakan, hal yang dapat memberi kita banyak pelajaran... seharusnya semua hal yang terjadi dan yang telah kita lewati mampu membuat kita mengerti dan bisa memilih ketika kita diperhadapkan pada suatu jalan yang sulit untuk kita pilih…

Ketika kita melangkah dalam suatu perjalanan, sebenarnya dalam setiap tepakan langkah kita, kita diberi beban … semakin jauh lagi, beban juga semakin berat, seharusnya kita mampu membawa beban kita, karena bukankah kita sudah banyak belajar dengan membawa beban yang awalnya ringan yang semakin lama semakin berat… dari peralihan penambahan beban itu, di situlah kita belajar dan di situlah kita semakin menambah kekuatan kita...


Setiap orang punya beban yang berbeda, mungkin Tuhan tau seberapa mampu kita membawa beban kita… Tuhan tau seberapa besar kekuatan yang kita miliki, tapi sebenarnya dengan beban yang kita tanggung, pada dasarnya kita juga punya kekuatan yang lebih besar dari beban itu...

Hari itu… aku dan ping lagi kerja volunteer di kampus tepatnya di pusat pengembangan pribadi, setelah sharing dikit dengan kepala P3… Ping yang punya masalah yang hampir mirip denganku, aku tau apa yang dia rasakan… karna aku juga pernah berada pada situasi seperti itu… “Ndah, sebenarnya masalah kita sama tapi aku lebih sedikit beruntung dari kamu” ping berkomentar tentang beban kami… Yah memang beban yang aku tanggung begitu banyak, bukan hanya satu masalah yang aku hadapi… aku pun nggak menyangka kalo aku bakal menghadapi masalah yang berat, secara aku dulu hanyalah anak manja dan cengeng ( sekarang masih nggak ya??? ) aku nggak menyangka kalo aku mampu menghadapi semua… Tapi aku tetap merasa kalo aku orang yang paling beruntung… walo aku gak punya apa-apa di dunia dan banyak kekuranganku… Tapi aku tetaplah orang yang beruntung… apapun yang aku butuhkan telah tersedia, aku juga nggak ngerti ada aja jalan yang terbuka untuk memenuhi apa yang aku butuhkan… karena sebenarnya Tuhan lah yang memelihara ku… (1 Petrus 5:7 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”)

Ini hanyalah dunia, tempat kita sementara, tempat kita diuji… yang nanti nya menentukan di mana tempat tinggal kita selanjutnya...
--> baca selengkapnya..